Kediri,Gerak News Kamis 13/ 01/2022 Beredarnya informasi dari masyarakat terkait dibakarnya Gubuk Penambang pasir manual, di Desa Besowo, Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri pada hari rabu (12/01/2021) menyedot perhatian masyarakat Kabupaten Kediri sampai berita ini dilansir Pelaku Pembakaran Gubuk Penambang pasir belum diketahui dilakukan oleh siapa.
Dari penelusuran disepanjang sungai Gunung Kelud Tim awak media menemukan gundukan tanah yang menutup aliran sungai primer yang diduga dilakukan oleh oknum penambang pasir dengan menggunakan alat berat excavator (Bego) yang diduga memakan lahan 2 milik warga sekitar.
Sementara itu Suyanto selaku Kepala Desa Besowo membenarkan terkait adanya pembakaran gubuk Penambangan Pasir dan tertutupnya aliran sungai dari Gunung Kelud.
Suryanto Kepala desa Besowo mengatakan, memang benar ada kejadian tersebut didampingi Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta penambang pasir, Kasun setempat bersama dua warga Dusun Jaban yang tanah pribadinya yang diduga menjadi korban penambangan Pasir.
Kami melakukan pengukuran antara sungai dan tanah milik warga,untuk sementara waktu alat berat di tarik keluar dari aliran sungai Gunung Kelud dengan keputusan Kades yang telah di sepakati ke dua belah pihak.
Ditempat terpisah Wahyu widodo selaku Kepala Dusun Jaban, menghimbau agar , tanah yang di tumpuk menutupi aliran sungai Gunung Kelud harus di ratakan seperti semula.
“Untuk saat ini, tanah yang menumpuk menutupi aliran sungai harus diratakan, penambang pasir yang menggunakan alat berat harus ada yang bertanggungjawab ucap Kasun
Beredarnya informasi terkait dibakarnya gubuk Penambangan Pasir didesa Besowo menjadi sorotan Penggiat sosial dari Lsm gerak indonesia, Andre Ashariyanto Kepala Divisi Advokasi Lsm gerak Indonesia, sangat menyayangkan kejadian tersebut, Aparat Penegak hukum harus bertindak, izin penambangan tersebut seperti apa? kok bisa ada dua alat berat beraktivitas dilokasi tersebut
Kalau sudah memakai alat berat tidak bisa dikatakan sebagai aktivitas penambang pasir manual karena jelas berpotensi merusak alam, semua wajib tahu pungkas andri.
