Geraknews.com ACEH TIMUR – Diduga akibat pembalakan liar merajalela dikawasan hutan konservasi sumber daya alam (KSDA) Desa Rantau Panjang Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, 30-an ekor Gajah amuk kebun warga di Dusun Bedari Desa setempat.
Berdasarkan Informasi yang diterima media ini Senin 5/12/2022 dimana warga Dusun Bedari Desa Rantau Panjang Kecamatan Simpang Jernih, 30-an ekor gerombolan Gajah liar mengamuk turun ke kawasan perkampungan seputaran kebun warga merusak tanaman milik warga.
Disinyalir akibat komunitas kehidupan mereka selama ini dalam kawasan hutan KSDA diwilayah tersebut marak dilakukan pembalakan liar kayu hutan oleh para oknum pembalak liar setempat, diduga ketua Tuha Peut Gampong (TPG) Desa Rantau Panjang juga ikut serta sebagai pembalak liar dikawasan hutan dilindungi tersebut.
Idan, warga Dusun Bedari Desa Rantau Panjang kepada awak media menuturkan, akibat dari dugaan pembalakan liar kawasan hutan KSDA, gerombolan Gajah terusik dan turun ke wilayah perkampungan dan merusak kebun milik warga.
“Malam ini, Minggu, 04 Desember 2022, dari pantauan kami gerombolan Gajah 30-an ekor tersebut menuju ke Dusun Jernih atau lebih dikenal Pasir Tengku Desa Rantau Panjang,” sebut Idan.
Menurut Idan, kejadian gerombolan Gajah mengamuk merusak tanaman warga sudah dilaporkan ke pihak pemerintah desa (Keuchik), namun terkesan responnya ibarat acuh saja, selain itu juga melaporkan ke pihak petugas BKSDA setempat, namun 3 orang petugas BKSDA setempat juga tidak dapat berikan solusi.
“Menurut kami warga awam ini, petugas BKSDA kami temui, Wen, nama panggilan diketahui sebagai pimpinan di Pos Desa Rantau Panjang beserta 2 anggota, Syahrial dan Fahmi disinyalir ibarat buang badan dengan kondisi terjadi ini, bahkan diduga terlontar kata-kata dari para oknum petugas BKSDA tersebut, ‘itu bukan wewenang kami’, jawab mereka kepada beberapa warga kebunnya rusak,” ungkapnya.
Jika seperti ini, lanjut Idan, “Kami masyarakat harus mengadu kemana, apa kami harus berbuat dengan cara kami sendiri demi selamatkan perekonomian dan masa depan keluarga kami? Kami rakyat kecil ini sangat mengharap kepedulian dan tanggapan pemerintah dengan kondisi ini,” pinta Idan.*